Minggu, 22 Mei 2011

Obama dan negara palestina

- Presiden Amerika Serikat Barrack Hussein Obama hari ini menegaskan bahwa Israel harus mengakui rencana pembentukan negara Palestina dengan batas sebelum Perang Enam Hari 1967.

Artinya, negara Palestina yang akan terbentuk nanti akan memiliki wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza. Alhasil, negara Zionis itu harus membongkar seluruh permukiman Yahudi di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur. Sekitar 650 pos militer di sana pun juga harus dibongkar. Berdirinya permukiman Yahudi di wilayah itu memang melanggar hukum internasional. Israel sebelumnya mundur dari Gaza pada 2005.

“Rakyat Palestina harus memilik hak memerintah diri mereka sendiri untuk menggali potensi-potensi dalam sebuah negara berdaulat dan berdampingan,” kata Obama. Ini merupakan pidato pertama Obama soal kebijakan Timur Tengah di tengah gelombang revolusi yang menerjang kawasan itu sejak Januari lalu.

Banyak pihak meyakini pandangan Obama itu akan membuat pertemuan Obama dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, besok di Gedung Putih bakal berlangsung tegang. Netanyahu menyatakan batas negara Palestina sebelum 1967 itu merupakan gagasan yang tidak dapat diterima.

Sejumlah orang dekat Obama mengungkapkan presiden ke-44 Amerika itu tidak yakin Netanyahu bersedia membuat konsesi besar untuk mencapai perdamaian final dengan Palestina.

Para pengamat memperkirakan dukungan Obama terhadap negara Palestina dengan batas sebelum 1967 itu bakal makin memuluskan jalan buat Sidang Majelis Umum PBB memberi pengakuan terhadap negara Palestina pada September mendatang.

Laporan terakhir PBB bulan lalu menyatakan Palestina sudah siap untuk menjadi sebuah negara. Dana Moneter Internasional (IMF) juga menilai Palestina sudah mampu menjalankan sistem keuangan sebagai sebuah negara.

TEMPO Interaktif, Washington

DAILY MAIL/TELEGRAPH/FAISAL ASSEGAF

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda